Selasa, 24 Juni 2014

Intraestetik dan Ekstraestetik Dalam Kritik Seni

     Intraestetik merupakan faktor yang memandang nilai estetik sebuah karya yang terkandung dalam bentuk fisik suatu karya seni (bentuk, struktur,dll). 

      ekstraestetik merupakan faktor yang berada di luar fisik sebuah karya seni yaitu hal-hal yang merupakan pendorong kenapa karya tersebut diciptakan antara lain sosial, kebudayaan, ekonomi, teknologi, religi, dan pendidikan pada seniman tersebut.

Cara Kerja Kritik Seni Rupa dengan Pendekatan Holistik

             Pendekatan Kritik Holistik dilakukan dengan perpaduan tiga komponen pokok, yaitu Seniman, Karya Seni dan Pengamat. Ketiga hal tersebut tidak terpisahkan dalam sebuah kritikan tentang Seni Rupa. Dalam penggunaannya seorang kritikus harus banyak tahu tentang berbagai kehidupan seniman baik itu berupa kepribadian, psikologis seniman, keterampilan seniman, kemampuan dalam mencipta, latar belakang budaya termasuk peristiwa disekitarnya yang bisa jadi menyangkut kehidupan seniman.

ANALISIS PENDEKATAN SEMIOTIKA TERHADAP KARYA LUKIS





Karya : Angga Aditya
Hanya Komersil
Ukuran 60 x 80 cm, Tahun 2013

A.    Deskripsi
Lukisan berjudul Hanya komersil, karya dari seniman muda semarang Angga Aditya, berukuran 60 x 80 cm. Lukisan ini terbagi dalam 3 latar, yaitu latar depan, tengah, dan belakang. Latar depan ditunjukkan dengan seorang wanita yang sedang membatik, dibagian depan wanita tersebut terdapat sebuah wajan dan kompor yang digunakan sebagai media penampung lilin dalam membatik.  Latar tengah ditunjukkan dengan peralatan membatik dan kain yang sedang dibatik tampak terlihat sebuat gabar uang seratus ribu-an . Latar belakang meliputi sebuah batik yang tampak sudah jadi dalam pembuatannya dan tembok yang membatasi ruang dalam lukisan tersebut.
Dalam lukisan ini terdapat dominasi yang sangat mencolok yaitu dominasi dalam hal pewarnaan yaitu warna kuning dan warna merah.

  1. Analisis Tanda Visual
Sebagian terdapat garis yang bebas atau garis yang saling tumpang tindih. Garis tersebut mendeskripsikan batas-batas atau kontras dari nada gelap terang, warna atau tekstur yang terjadi sepanjang batas-batas bentuk tersebut. Dengan demikian, rupa bentuk pada lukisan ini adalah bentuk yang terlihat dalam kaitannya dengan bentuk-bentuk yang lain atau ruang yang mengelilinginya. Sedangkan warna-warna, seperti: Kuning, Merah dan Warna Okre yang hadir dalam lukisan ini menunjukkan suatu tanda pada bentuk yang membedakan ciri bentuk atau benda satu dengan yang lainnya. Demikian pula pembagian bidang lukisan yang terbagi atas latar depan, latar tengah, dan latar belakang membawa indera penglihatan kita terhadap ruang semu. Artinya, indera penglihatan menangkap bentuk dan ruang sebagai gambaran sesungguhnya yang tampak pada kanvas.
Berdasarkan unsur-unsur seni di atas, menunjukkan prinsip pengorganisasian dalam lukisan.
Penataan ruang objek dalam lukisan-pun cukup seimbang dengan penempatan seorang wanita pada bagian kiri dari ruang, dan peralatan membatik, kain batik yang sedang dikerjakan menunjukkan perpaduan yang baik dalam lukisan tersebut. unsur wanita dibuat dengan dominan warna kuning (sebagai kontras atau objek utama dalam lukisan) terlihat jelas diantara warna kuning-kuning lainnya, warna kuning pada pakaian wanita lebih mencolok.
Dalam kain batik pun disusun dengan perpaduan warna merah yang menunjukkan sebuah simbolik dari gambaran Uang Seratus Ribu Rupiah.
Proporsi dan skala yang mengacu pada hubungan antara bentuk satu dengan yang lain dalam keseluruhan lukisan ini, ditunjukkan pada bentuk-bentuk yang terletak pada ketiga latar. Hal ini tampak pada warna, garis, dan bentuk yang terdapat dalam beberapa area tersebut.


  1. Interpretasi
Lukisan “Hanya Komersil” ini menunjukkan suatu kebudayaan atau tradisi yaitu membatik, yang sekarang digunakan hanya sebagai kesenian kriya semata sedangkan dulu seni membatik kebanyakan menonjolkan sisi estetiknya daripada sisi komersilnya. Lukisan ini juga menggambarkan suatu kebudayaan yang hampir punah, yaitu batik tulis yang sekarang pada aspek industri banyak yang menggunakan batik-batik cetak yang dibuat dengan Mesin Percetakan bukannya digambar dengan tangan, sebagai upaya dalam peningkatan produksi.
Ungkapan dari pelukis menunjukkan pemahaman pelukis terhadap sesuatu yang dikenal dengan akrab. Pengamatan tersebut diolah, direnungkan, dan diwujudkan dengan menggunakan teknik dan media. Istilah teknik adalah cara menggunakan media. Media adalah bahan dan alat-alat yang dipilih untuk digunakan dalam mewujudkan bentuk ungkapan yang ingin disampaikan. 

Secara keseluruhan lukisan ini menunjukkan nuansa warna Panas, yaitu warna di antaranya warna Merah dan warna kuning sebagai dominasinya. Penempatan objek istri yang tersebar ke segala bidang, tetap seimbang dan harmonis. Tarikan garis yang kuat menampilkan karakter atau kemampuan pelukis dalam mengungkapkannya. 
KONSEP KRITIK HOLISTIK

Kritik Holistik merupakan metode kritik seni mengunakan kemajemukana atau mengakomodasi dari berbagai sumber, multi metode, multi data. Cara yang digunakan dapat berupa studi dokumen atau angket.

 















Keterangan :
I.          Kondisi seniman merupakan sumber informasi genetik. Pengalaman dari seorang seniman, lingkungan fisik senimana, budaya, psikologis, pendidikan, politik dan ekonomi dari seniman (SENIMAN).
II.    Karya Seniman merupakan sumber informasi objektif. Diperoleh dari pengamatan
        terhadap karya seni (OBJEKTIF).
III.  Penghayatan merupoakan sumber informasi afektif. Meliputi segala tanggapan yang
       dirasa  dan timbul dalam diri penghayat (APRESIATOR).

  

Sabtu, 21 Juni 2014

ANALISIS MATRIKS

MATRIKS ANALISIS


Baik Boeroek Tanah Airku
Oleh : Sapto Sugiyo Utomo


Subjek
Deskripsi Unsur Rupa
Denotasi
Konotasi-1
Konotasi-2
Konotasi-3
Konotasi Akhir

Hewan (Sapi)

Bentuk: Organis
Warna: Merah, Putih, dengan gradasi putih kehitaman
Tekstur: semu, berkesan halus
Garis : garis lurus dan lengkung pada tubuh.

Figur Hewan (Sapi) dengan posisi sedang berdiri diatas tanah

Kulit  “SAPI” berwarna Merah, putih dan gradasi warna Putih Kehitaman, sedangkan “SAPI” biasanya berwarna Perpaduan Putih dan Hitam. Putih pada bagian badan dan hitam di bagian tutulnya.

Sapi yang sedang berdiri di tanah Indonesia, ditandakan dengan warna merah dan putih

“SAPI” dianggap binatang suci dan hewan yang sangat membantu di kehidupan sehari-hari.


Sapi yang bergambarkan Peta Indonesia dan Negara tetangga seolah-olah menunjukkan karakteristik bangsa Indonesia.


 Sapi tersebut seolah-olah menutup-nutupi kejelekan Indonesia lewat bayang-bayang yang berada dibawahnya (dibawah pijakannya dari kenyataan banyak perusakan lingkungan (penebangan liar, dll) .

Sapi yang ditubuhnya bergambar peta Indonesia dan dibelakangnya digambarkan penebangan atau sisa-sisa penebangan pohon. Seolah-olah menutup-nutupi kebobrokan masyarakat Indonesia yang tidak mampu menjaga lingkungannya

Lukisan  ini menunjukkan fenomena kebaikan dan keburukan di negeri Indonesia 












Peta Indonesia & Negara tetangga
(Dalam Tubuh Sapi)

Bentuk: Campuran (Geometris dan Organis)
Warna: Merah
Tekstur: Semu, berkesan halus
Garis: Garis lurus dan lengkung pada penggambaran pulau-pulau,

Objek berupa gambar peta Indonesia dan Negara tetangga (lebih difokuskan ke Peta Indonesia)

Objek berupa gambar peta Indonesia yang berada di kulit badan sapi (yang sangat besar)

Warna merah dan putih menunjukkan bendera Indonesia Merah berarti berani sedangkan putih berarti suci.


Bendera Indonesia
(subjek pendukung)

Bentuk: Campuran (Geometris dan Organis)
Warna : Merah dan putih pada kain bendera, dan gradasi kuning kehitaman pada tiang penyangga bendera
Tekstur:  Semu, menunjukkan kesan halus Garis: Garis lengkung pada bagian kain bendera (sedang berkibar), garis lurus pada tiang penyangga bendera.

Objek Bendera Indonesia berkibar

Bendera Indonesia melambangkan jika dalam lukisan diibaratkan sebagai bumi Nusantara atau bumi Indonesia

Dan juga bisa diartikan sebagai bangsa Indonesia adalah bangsa yang selalu sabar dan tabah akan keadaan dan kondisi negaranya.


Kayu-kayu yang ditebangi (subjek pendukung)

Bentuk: Campuran (Geometris dan Organis)
Warna: gradasi kuning menuju hitam
Tekstur:Semu, menunjukkan kesan halus
Garis: Garis Lengkung pada ujung pohon, garis lurus pada batang pohon


Objek berupa sisa pemotongan kayu di tanah

Ditunjukkan sebagai perumpamaan tanah Indonesia sekarang ini yang kebanyakan pohon ditebang, dan adanya penebangan liar di Indonesia.

Pijakan bergelombang sebagai tempat berpijak
(Subjek pendukung)

Bentuk : Organis
Warna :Merah, Putih, dan putih kehitaman (gradasi putih ke hitam)
Tekstur : Semu, menunjukkan kesan halus
Garis : Garis lengkung pada permukaan pijakan seolah-olah memberikan kesan ruang.

Pijakan menyerupai tempat berpijak seperti tanah,

Pijakan ini menunjukkan peranan Tanah Indonesia yang semakin hari semakin gundul

Bayangan dari Sapi

Bentuk :  Campuran
Warna : Perpaduan merah, putih,hitam, kekuningan (gradasi)
Tekstur : Semu, Menunjukkan kesan halus
Garis: -


Bayangan dari “Sapi” yang berdiri

Seolah-olah member kesan rakyat Indonesia suka-menutup-nutupi kejelekannya

Background
(Subjek Pendukung)

Bentuk: -
Warna: Gradasi antara warna Hitam, Coklat tua, dan Coklat Muda
Tekstur: -
Garis: -


Latar belakang berupa bidang warna belaka

Warna Gradasi Hitam-Coklat menyeimbangi warna objek.